Sudah hampir sebelas tahun saya tidak pernah melakukannya, kangen rasanya kalau mengingat masa-masa lalu dikampung halaman kangen akan perjuangannya, aromanya, suasananya, dan tentu hasilnya. Ya, tentunya masak nasi liwet pake alat tradisional di tungku batu bata, sejak bulan-bulan lalu saya pengen banget melakukannya dan akhirnya alhamdulillah 2 minggu yang lalu keinginanku terkabul, bertempat di rumah kakak tertua istri saya daerah panangkalan, gunungsari - serang saya mengebulkan asap dari tungku.
Semua kerinduanku terbalaskan, perjuangan mempertahankan nyala api dan menghirup aroma nasi liwet sungguh mengagumkan akan indahnya kerja keras, suasana yang penuh dengan kekeluargaan menambah eratnya tari silaturahmi dan meskipun hasilnya kurang memuaskan karena nasi liwetnya kurang berasa garam (he..he) tapi inilah hasil yang sangat menggembirakan dan menyenangkan karena bisa berkumpul bersama keluarga. so....inilah hasilnya :
Perjuangan mempertahankan nyala api membuat mata perih bergumul dengan asap, tapi.......it's okay.
Berkumpul bersama berbagi rizki dan berkah pemberian Allah SWT, aduh......seru.
Waduh...ada pembantaian, melanggar HAIM nih....Hak Azasi Ikan Mas.