Bergantian tiap detiknya
Mengikuti suara detak
Laju jarum jam setiap malamnya
Cucuran air mata menetes
Kala sang khayal datang
Membawa menerawangi segala mimpi
Kepada sebuah harap yang kian memudar
Cucuran air mata menetes
Bergantian tiap detiknya
Menandakan sebuah keputusasaan
Pada jiwa yang hampa
Menandakan sebuah kematian
Pada rasa yang sirna
Cucuran air mata menetes
Setiap malamnya dan akan berhenti
Kala mimpi ditelan sunyi
Datangnya sang pagi
Tasikmalaya, 20 September 2001
Mr_Moed
Kadang apabila keputusasaan telah datang kita enggan tuk bercerita pada siapapun, malam hari adalah waktu yang ideal untuk berkeluh kesah baik bercerita pada diri sendiri melalui coretan pena atau numpang meneteskan air mata pada pundak seorang sahabat, kadang kita enggan bercerita pada orang tua dengan seribu satu alasan akan tetapi saran saya kepada para pembaca apabila kita dikondisikan pada situasi seperti ini silahkan curahkan di tempat yang anda sukai dan satu hal yang paling penting adukanlah keputusasaanmu itu pada Tuhan. Bagi saya pribadi sebagai muslimin idealnya mengadu pada Alloh SWT adalah pada saat 3/4 malam atau dinihari.
No comments:
Post a Comment