|
Pangandaran,Ciamis |
Berawal dari rasa penasaran saudara saya bro "SS" di cilegon akan keindahan pangandaran dan sensasi berkendara roda dua dengan jarak yang lumayan tidak dekat membuat saya memutuskan untuk melahap jalur Tangerang-Pangandaran bersama. Ketika itu tahun 2010 tepatnya jum'at malam tanggal 27 Februari pukul 23.45 WIB perjalananpun dimulai, start dari Tangerang kami berangkat hanya dengan 2 motor, saya solo rider (istri dan anak sudah berangkat terlebih dahulu pagi hari menggunakan bis umum tujuan tasik supaya mereka bisa istirahat terlebih dahulu dan menunggu kami di rumah orang tua saya) sedangkan saudara bro "SS" ditemani konconya bro "AM". Dengan penuh semangat,hati-hati dan waspada awal perjalanan kami tempuh jalur cikokol-serpong-parung-bogor-puncak dengan waktu tempuh 2 jam tanpa ada kendala selama diperjalanan, Alhamdulillah...
|
Ketika di jalan & penginapan |
Satu jam beristirahat di kawasan puncak nan eksotis di pagi dini hari kami pergunakan dengan bercengkrama sambil menikmati hangatnya suguhan jagung bakar dan kerlap kerlip lampu kota di bawah sana, sungguh sangat mengasyikkan. Agar tangan tidak kaku saat membelai handle gas, saya hangatkan terlebih dahulu di tungku pembakaran jagung karena pada saat itu suhu di puncak sungguh sangat dingin menusuk tulang, dan pukul 03.00 WIB perjalanan pun kami lanjutkan menuju Bandung. Bermodal prinsip
safety riding dan emotional control kami tidak begitu ngotot ingin segera sampai pada tujuan, namun jika memang track itu dinilai aman si kuda besi pun kadang dipecut hingga lari di 100-120km/jam, yang penting kan kita bawanya tenang dan emosi terkontrol...hehe. Adzan Shubuh berkumandang di sekitar Jl.Moh Toha Bandung kamipun segera meminggirkan tunggangan di SPBU yang ada musholanya, melaksanakan kewajiban sambil meluruskan badan yang selama 2 jam tidak bisa selonjoran. Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 06.00 WIB itu artinya mata saya terpejam selama 1 jam, lumayan....kemudian setelah isi bahan bakar perjalanan kami lanjutkan dengan tujuan Tasikmalaya.
Tiga jam lamanya kami tempuh melahap tikungan demi tikungan dari Bandung menuju rumah saya di Tasikmalaya, sesampainya disana anak dan istri saya sudah menyambut kedatangan kami tentunya dengan perlengkapan berkendara yang sudah mereka persiapkan juga. Satu jam melepas lelah menikmati kolam penuh ikan di depan halaman rumah rasanya sudah cukup dan sudah siap melanjutkan ke tujuan akhir perjalanan kami yaitu "pangandaran", kurang lebih pukul 10.00 WIB kami berangkat dengan personel tambahan dan saya pun tidak solo rider lagi..hehe.
|
Pantai Timur & Barat Pangandaran |
Ada suasana baru dalam perjalanan yang kami tempuh selama kurang lebih 4 jam, saya bisa berkomunikasi dengan anak saya mengenai hal-hal baru yang ia temukan, meski ketika itu baru berumur 2,5 tahun tetapi ia sangat antusias sekali ingin melihat "kolam besar" , namun komunikasi tidak berlangsung lama karena ia telah melanjutkan perjalanannya sendiri di mimpi yang mungkin lebih mengasyikkan baginya dibanding melihat pepohonan yang berjalan dengan cepat melewati dirinya...hahaha.
Setelah melewati jalanan yang berbukit dan berliku liku penuh pepohonan yang rindang dan menyejukkan akhirnya kami sampai di pintu gerbang utama pantai pangandaran, hati lega perasaan pun senang dan sangat puas setelah melihat keindahan alam hasil karya Yang Maha Pencipta, subhanallah. Selain itu kami merasa bangga dengan perjalanan jarak jauh perdana kami yang memakan waktu kurang lebih 15 jam (termasuk istirahat sepuasnya...) dan jarak tempuh Tangerang-Pangandaran kurang lebih sejauh 500 km.
Tidak susah mencari penginapan di pangandaran jika bukan hari libur panjang atau libur hari raya, selain bisa memilih sendiri mulai dari penginapan biasa hingga hotel berbintang kita juga akan diikuti seseorang berkendara motor atau sepeda yang menawarkan penginapan dengan harga yang variatif mulai dari harga Rp. 100.000-300.000, seperti halnya yang dialami waktu itu kami mendapatkan kamar dari seseorang yang menghampiri kami, setelah mengikutinya dan kami survey tempatnya akhirnya kami cocok dengan kamar di salah satu penginapan daerah pantai barat seharga Rp. 250.000/malam dengan fasilitas AC,TV,kamar mandi,air mineral galon,tempat tidur (bisa 3org),tempat tidur tambahan (bisa 2org), view menghadap pantai barat (meski di belakang hotel mewah, yang penting bisa liat laut...xixixi) lumayan lah. Setelah selesai membersihkan diri di penginapan petualangan kami lanjutkan dengan menghabiskan sore di pantai barat sambil menemani anak bermain air dan pasir kami menyewa tempat duduk kayu seharga Rp. 2000 di tepian pantai menghadap laut menghantar sang surya tenggelam ke peraduannya, it's sunset time, so sweet....
|
Green Canyon |
Hari kedua kami lanjutkan dengan mengunjungi green canyon, tempat kedua paling sering dikunjungi oleh wisatawan asing ataupun domestik setelah pangandaran itu letaknya di sebelah barat pangandaran arah menuju cijulang, kurang lebih 30 menit kami sampai di green canyon namun tak sampai disitu, untuk menuju tempat yang sungguh eksotis tempat yang dipenuhi dengan stalaktit/stalakmit yaitu tetesan air yang membatu selama beribu bahkan berjuta tahun kami harus merogoh kocek sebesar Rp. 75.000/perahu maksimal 5 orang/perahu, naik dari dermaga yang telah disediakan kami menyusuri sungai selama hampir 30 menit, selama diperjalanan kami disuguhkan oleh keindahan alam yang sangat mempesona. Suasana mencekam mulai terasa dimana cahaya matahari mulai meredup terhalangi rimbunnya pohon-pohon yang lebat, stalaktit/stalakmit mulai menampakkan diri di kanan dan kiri dinding bantaran sungai dan akhirnya tempat yang dituju pun mulai terlihat, namun entah mengapa anak saya dengan histerisnya menangis keras, mukanya sangat terlihat ketakutan saya pun mengusulkan supaya kami bertiga turun terlebih dahulu sementara anak dan istri saya ditemani bapak perahu menunggu di dermaga kecil 200m dibelakang.
|
Pantai Batukaras |
Setelah puas menikmati alam green canyon kini giliran pantai batukaras yang kami kunjungi, letaknya tak jauh dari green canyon cukup dengan 15 menit ke arah barat kami telah sampai di pantai tempatnya para wisatawan menaklukan ombak dengan papan selancar. Banyak surfer asing yang asik bermain disini, namun surfing pun nggak lepas dari kegiatan sehari hari anak-anak lokal. Kalo saya cukup dengan menyewa papan spons untuk menikmati ombak di pantai batukaras, dengan Rp. 10.000 saya bisa bermain papan spons sepuasnya. Tapi bila ingin belajar bro bisa training di tempat dengan ahlinya kisaran harga antara Rp. 150.000 - Rp. 250.000 atau kalau udah bisa bro bisa sewa papan selancar dengan harga Rp. 50.000 sepuasnya. Tak terasa hari mulai sore, kami bersiap mengakhiri perjalanan ini dengan jalur Pangandaran-Tangerang sejauh 500 km yang menanti di depan mata. bye bye pangandaran...bye bye green canyon...bye bye batukaras...tunggu kami kembali !
Link : Daftar Hotel dan Penginapan di Pangandaran
No comments:
Post a Comment