HIDUP BAGAIKAN SAMUDERA, MAKIN KE TENGAH KIAN BESAR OMBAKNYA (Mr_Moed)

Thursday, December 1, 2011

Kemarau

Dihari yang panas beratap langit tanpa awan
Berselimut sinar surya kuberdiri dilahan kosong
Setapak demi setapak kaki melangkah kaku
Diatas tanah yang retak begitu kering gersang

Sejenak kumerenung digubuk tua yang tersisa
Dimanakah hamparan hijau yang dulu ranau
Kemanakah suara merdu burung yang indah
Mungkinkah mereka kan kembali
Setelah kemarau panjang membuat mereka lari


Ciamis,  Desember 1997
Mr_Moed

Tanah sawah retak
Ketika itu kami (kelas 1 putera MAKN Ciamis) diberikan tugas oleh salah  satu ustadz untuk bisa mengekspresikan diri dengan objek apapun yang ada disekitar, kebetulan dibelakang kelas adalah hamparan sawah dan ladang, dengan penuh semangat kamipun berpencar di area tersebut. Ada sebagian teman yang duduk mencari ide di saung usang sambil memperhatikan sekitar, ada yang dengan sigap langsung membuat karya tangan dengan menggunakan tumbuhan, ada juga yang masih kebingungan, tapi saya sendiri tak menunggu lama membuat coretan di atas kertas ketika melihat kaki menginjak tanah retak dan tidak mendengar suara burung di dahan pohon.

No comments:

Post a Comment